Eksportir sebagai Pilar Ekonomi Lampung dan Peran Strategis Kepemimpinan Muda

Eksportir sebagai Pilar Ekonomi Lampung dan Peran Strategis Kepemimpinan Muda - Mahendra Utama
Mahendra Utama saat satu meja dengan Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dan Ketua DPRD Ahmad Giri Akbar pada acara pelantikan BPD HIPMI Lampung. (Foto arsip Ketum BPD HIPMI Lampung Rivan Novendra Salim era 2011-2014.)

Oleh: Mahendra Utama, Pelaku Agroindustri

Lampung hari ini tidak lagi sekadar dikenal sebagai gerbang Sumatera, melainkan juga sebagai pusat ekspor strategis Indonesia.

Read More

Provinsi ini menjadi lumbung komoditas unggulan seperti nanas, kopi robusta, sawit, karet, hingga produk perikanan.

Di balik geliat ekspor tersebut, berdiri perusahaan-perusahaan besar seperti PT Great Giant Pineapple (GGP), PT Tunas Baru Lampung Tbk, PT Centralpertiwi Bahari, hingga PT Bukit Asam (unit Tarahan), yang telah mendorong Lampung naik kelas dalam peta perdagangan global.

Namun yang lebih penting dari angka ekspor itu adalah kontribusi nyata para eksportir terhadap ekonomi lokal. PT GGP misalnya, menyerap lebih dari 25.000 tenaga kerja secara langsung dan memberdayakan ribuan petani plasma.

Tidak hanya menjadi eksportir nanas terbesar nasional, perusahaan ini juga membangun desa-desa sekitarnya lewat kemitraan dan program sosial.

Secara keseluruhan, lebih dari 30.000 tenaga kerja lokal terserap oleh para eksportir unggulan Lampung.

Mereka juga mendukung PAD secara tidak langsung lewat pajak daerah, retribusi, hingga penggunaan pelabuhan dan infrastruktur logistik.

Efek berganda dari aktivitas ekspor ini memunculkan ekosistem ekonomi baru: UMKM lokal, penyedia logistik, jasa transportasi, hingga pusat pelatihan pertanian.

Semua capaian itu tentu tidak lepas dari arah kepemimpinan daerah yang visioner.
Dalam hal ini, saya ingin mengapresiasi Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, sosok muda yang lahir dari rahim dunia usaha—khususnya HIPMI Lampung.

Sejak awal masa jabatannya, beliau menegaskan keberpihakannya terhadap dunia industri, kemitraan dengan petani, serta peningkatan daya saing produk ekspor lokal.

Dalam berbagai forum, Gubernur Rahmat tampil tidak hanya sebagai pemimpin birokrasi, tetapi juga sebagai katalisator inovasi ekonomi daerah.

Sinergi ini diperkuat oleh Ketua DPRD Provinsi Lampung Ahmad Giri Akbar, juga tokoh muda dari HIPMI, yang memainkan peran penting dalam mendukung kebijakan-kebijakan strategis terkait industri dan investasi daerah.

Kepemimpinan duet dua anak muda ini menjadi harapan baru bagi generasi produktif Lampung yang ingin melihat daerahnya lebih mandiri dan modern.

Kehadiran tokoh-tokoh muda di pucuk pemerintahan Lampung bukan sekadar simbol, tetapi terbukti mampu mendorong dunia usaha lebih percaya diri.

Program kemudahan perizinan, pembangunan infrastruktur pendukung ekspor, dan ruang partisipasi pelaku industri dalam perumusan kebijakan telah menjadi wajah baru birokrasi Lampung di bawah kepemimpinan mereka.

Sebagai pelaku agroindustri asal Lampung, saya melihat saat ini sebagai momentum emas. Dengan pelabuhan Panjang sebagai nadi ekspor, sektor industri sebagai tulang punggung, dan kepemimpinan muda yang progresif, Lampung berada di jalur yang tepat untuk tumbuh menjadi provinsi eksportir modern berbasis kesejahteraan.

Yang dibutuhkan ke depan adalah keberlanjutan, keberpihakan yang konsisten terhadap petani dan pelaku usaha lokal, serta penguatan sinergi antara dunia usaha, pemerintah, dan masyarakat.

Jika hal itu terjaga, maka setiap kontainer yang berangkat dari pelabuhan kita, bukan hanya membawa produk, tapi juga harapan.

Mahendra Utama adalah pelaku agroindustri dan pemerhati pembangunan daerah di Provinsi Lampung.

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *