Mata anak-anak Pekon Tampang Muda kembali berbinar. Mereka bisa membayangkan perjalanan ke sekolah tanpa lagi rasa takut menyeberangi jembatan gantung yang sebelumnya rusak parah.
Sejak hari pertama perbaikan dimulai, warga bersama relawan menyebut jembatan ini bukan hanya rangka besi, melainkan “jembatan harapan” bagi masa depan generasi muda di desa mereka.

Pagi itu, Selasa (23/9/2025), tepian sungai di Kecamatan Pematang Sawa ramai oleh suara teriakan komando, dan tawa warga yang bahu-membahu.
Pemandangan di tepian sungai Kecamatan Pematang Sawa, Kabupaten Tanggamus, berubah menjadi panggung kebersamaan.
Warga, relawan Vertical Rescue Indonesia (VRI), BPBD, Tagana, TNI, Polri, pelajar, dan organisasi kemasyarakatan bekerja bergantian menarik kabel, memukul besi, hingga mengikat simpul tali baja.
Jembatan gantung Tampang Muda yang sempat viral karena kondisinya yang membahayakan, kini perlahan kembali terbentang.
Koordinator VRI Regional Lampung, Muhammad Kariskun, menegaskan bahwa pekerjaan ini dilakukan dengan disiplin teknis dan semangat kemanusiaan.
“Kami tidak ingin hanya membangun ulang jembatan, tetapi memastikan struktur ini lebih aman dan bertahan lama,” ujarnya.
“Ini adalah bentuk tanggung jawab kami terhadap keselamatan warga, terutama anak-anak sekolah yang akan melewatinya setiap hari,” ia menegaskan.
Menurut Kariskun, keterlibatan masyarakat membuat pekerjaan lebih cepat sekaligus memberi makna tersendiri.
“Melihat warga, pelajar, bahkan orang tua yang ikut menyiapkan makanan untuk relawan, itu semua jadi energi tambahan,” kata Kariskun.
“Bagi kami, ini bukan sekadar proyek perbaikan, tapi gerakan sosial yang membangun solidaritas,” tambahnya.

Perbaikan ini digerakkan langsung oleh Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal. Tidak hanya memberi instruksi, Gubernur Mirza juga mengajak seluruh potensi masyarakat untuk turun tangan.
Menurut Mirza, akses pendidikan dan keselamatan anak-anak adalah hal yang tidak bisa ditawar. Jembatan ini bukan sekadar penghubung dua tempat, tetapi penyambung masa depan mereka.
“Saya berharap, kegiatan perbaikan jembatan gantung di Tampang Muda ini menjadi momentum untuk menunjukkan bahwa semangat gotong royong, kebersamaan, dan kolaborasi antara unsur pemerintah dan non-pemerintah dapat menjadi senjata dalam menyelesaikan masalah-masalah krusial di masyarakat dengan cepat dan tuntas,” kata Gubernur Rahmat Mirzani Djausal dalam rilis yang publikasilampung.id terima, Rabu (24/9/2025).
Program 1000 Jembatan Gantung untuk Indonesia yang diusung VRI menjadi kerangka besar dari gerakan ini.
Kolaborasi diperkuat oleh dukungan pemerintah daerah, tokoh masyarakat, organisasi kepemudaan, hingga warga yang menyumbangkan tenaga dan logistik.
Semangat gotong royong membuat pekerjaan terasa lebih ringan, sekaligus meneguhkan kembali solidaritas Lampung.
Selain dari dari Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal, perbaikan kolaboratif ini mendapatkan bantuan dari Bupati Tanggamus, Saleh Asnawi; jajaran Pemerintah Provinsi Lampung dan Kabupaten Tanggamus; Wakil Bupati, Agus Suranto; Wakil Ketua DPRD Tanggamus, Irwandi Suralaga; Dandim 0424 Tanggamus, Letkol. Inf. Dwi Djunaidi; dan Kapolres Tanggamus, AKBP Rahmad Sudjatmiko.
Turut terlibat dalam kegiatan ini, antara lain unsur-unsur organisasi kemasyarakat seperti Gerakan Pramuka, HMI, tokoh masyarakat, swasta, dan lainnya.



