Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal menegaskan bahwa penyelenggaraan Lampung Fest 2025 menjadi salah satu agenda prioritas Pemerintah Provinsi Lampung.
Melalui tema besar “Coffee and Tourism”, Gubernur Mirza mengajak seluruh elemen masyarakat, pelaku usaha, media, komunitas kreatif, BUMN, OPD, serta pemerintah kabupaten/kota, untuk bersama-sama menyukseskan festival tersebut sebagai ruang kolaborasi antara industri kopi dan sektor pariwisata.
Ajakan itu disampaikan Gubernur dalam acara Ramah Tamah Lampung Coffee Pavilion yang digelar di El’s Coffee Roastery, Bandar Lampung, Senin (27/10/2025) sore.
Pertemuan itu merupakan inisiatif langsung dari Gubernur Mirza sebagai langkah membangun komitmen lintas sektor menuju penyelenggaraan Lampung Fest 2025 yang akan berlangsung pada 11–25 November mendatang di PKOR Way Halim.
“Lampung Fest bukan sekadar pesta tahunan, tetapi momentum untuk menunjukkan kekuatan ekonomi lokal kita,” ujar Gubernur Mirza
“Melalui tema Coffee and Tourism, kita ingin memperlihatkan bahwa kopi bukan hanya komoditas ekspor, tapi juga identitas budaya dan daya tarik wisata Lampung,” terangnya.
Gubernur Mirza menekankan, Lampung memiliki peran strategis dalam industri kopi nasional.
Berdasarkan data tahun 2024, ekspor kopi Indonesia meningkat hingga 76,33 persen, dan lebih dari 51 persen di antaranya berasal dari Lampung, dengan nilai mencapai 840 juta dolar AS.
Meski capaian itu menggembirakan, Gubernur Mirza menilai potensi terbesar justru ada di dalam negeri, di mana 79 persen masyarakat Indonesia adalah peminum kopi, dan 71 persen di antaranya memilih kopi siap saji.
Tren ini membuka peluang besar untuk inovasi produk, wisata kopi, dan pengembangan ekosistem ekonomi kreatif.
“Kita perlu berinovasi dalam menciptakan pengalaman yang unik, memperkenalkan rasa yang lebih beragam, serta memperkuat ekosistem industri kopi dari hulu hingga hilir,” katanya.
Sinergi Kopi dan Pariwisata
Konsep “Coffee and Tourism” menurut Rahmat Mirzani Djausal bukan hanya slogan, melainkan strategi konkret untuk menghubungkan dua kekuatan utama Lampung: budaya kopi dan kekayaan destinasi alam.
Ia mencontohkan pengembangan festival kopi berbasis agrowisata, di mana kebun kopi menjadi ruang edukasi, konservasi, sekaligus tujuan wisata berkelanjutan.
Sebagai bagian dari festival, Pemprov Lampung akan menghadirkan Lampung Coffee Pavilion, area khusus yang menampilkan perjalanan kopi dari hulu ke hilir.
Pavilion ini akan diisi oleh berbagai kegiatan, mulai dari lomba barista, kelas edukasi kopi, temu bisnis, hingga kompetisi kuliner berbahan dasar kopi.
Pengunjung juga akan mendapat kesempatan menikmati berbagai varian kopi Lampung di area ini.
Gubernur Mirza mengharapkan, Pavilion Kopi ini menjadi wadah belajar dan berjejaring bagi petani, pelaku UMKM, pengrajin, hingga barista.
Di sini mereka bisa bertukar pengetahuan, mengenal praktik budidaya berkelanjutan, dan mengembangkan produk yang bernilai tambah.
Lima Fokus Penggerak Pariwisata Lampung
Dalam arah kebijakan Lampung Maju, Gubernur Mirza menegaskan bahwa pembangunan pariwisata tidak hanya berorientasi pada kunjungan wisatawan, tetapi juga pada pemberdayaan masyarakat dan penguatan ekonomi lokal.
Pemerintah Provinsi Lampung, katanya, kini fokus pada lima pilar utama. Pertama, pengembangan desa wisata melalui program SIGER MADANI yang menekankan pelestarian lingkungan dan kemandirian warga.
Kedua, penguatan investasi pariwisata lewat proyek strategis seperti Bakauheni Harbour City, yang diharapkan menjadi pusat pertumbuhan ekonomi baru di wilayah barat Indonesia.
Fokus ketiga adalah pengembangan ekonomi kreatif, dengan kegiatan unggulan seperti Lampung Boemi Event dan Kaldera 2025 yang membuka ruang bagi pelaku seni, budaya, dan UMKM.
Sementara itu, digitalisasi dan inovasi didorong agar pelaku wisata Lampung mampu bersaing di pasar global.
Adapun pilar kelima menekankan kolaborasi inklusif, di mana pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat bekerja dalam satu ekosistem pembangunan pariwisata yang saling menguatkan.
Baca juga:
* Eksportir sebagai Pilar Ekonomi Lampung dan Peran Strategis Kepemimpinan Muda
Momentum Kolaborasi
Melalui ajang ini, Gubernur Mirza berharap Lampung Fest 2025 menjadi contoh nyata kolaborasi lintas sektor yang berdampak langsung pada ekonomi rakyat.
Ia menegaskan bahwa keberhasilan festival tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah, tetapi memerlukan keterlibatan semua pihak.
“Kami berkomitmen untuk melibatkan para petani yang mengedepankan praktik ramah lingkungan dan inovasi teknologi pertanian. Melalui Lampung Fest, kita ingin dunia tahu bahwa Lampung bukan hanya penghasil kopi unggulan, tetapi juga pusat inovasi dan pariwisata kopi Indonesia,” ujarnya.
“Acara seperti Lampung Fest ini adalah momentum untuk menunjukkan bahwa Lampung kaya akan alam, budaya, dan semangat kolaborasi. Dengan gotong royong dan kerja bersama, kita bisa membawa Lampung lebih maju, lebih dikenal, dan lebih sejahtera,” pungkasnya.
Hadir dalam acara ramah tamah ini antara lain; BI Lampung, para eksportir kopi, perbankan, beberapa kepala daerah se-Lampung.



