Lampung: Dari Lumbung Pangan Menjadi Raja Unggas

Lampung Dari Lumbung Pangan Menjadi Raja Unggas - Mahendra Utama
Mahendra Utama. (Foto arsip pribadi)

Di ujung selatan Pulau Sumatera, Provinsi Lampung kini tak hanya dikenal sebagai lumbung padi dan gerbang utama menuju Jawa. Lebih dari itu, Lampung telah bertransformasi menjadi kekuatan baru dalam industri peternakan, khususnya unggas.

Angka-angka berbicara lantang: pada tahun 2024, produksi daging ayam mencapai 105.871,33 ton, sementara telur ayam ras menembus 214.256,58 ton. Bahkan, produksi telur ayam kampung (buras) melampaui 25.000 ton, menunjukkan ekosistem peternakan yang sehat dan merata hingga ke pelosok.

Read More

Panggung Lima Raja: Dari Broiler hingga Petelur

Lampung menegaskan dominasinya lewat kontribusi lima kabupaten utama.

  • Ayam Potong: Kabupaten Pringsewu menjadi bintang baru dengan produksi fantastis 22.448,65 ton. Disusul Lampung Timur, Pesawaran, Lampung Tengah, dan Lampung Selatan, yang masing-masing menyumbang lebih dari 12.000 ton.
  • Telur Ayam Ras: Lampung Selatan memimpin dengan 80.314,79 ton, memanfaatkan posisi strategis dekat Pelabuhan Bakauheni. Diikuti Lampung Tengah, Lampung Timur, Tulang Bawang Barat, dan Tanggamus yang melengkapi daftar lima besar.

Peta ini menunjukkan bahwa kekuatan peternakan Lampung tidak terpusat di satu daerah saja, melainkan tersebar, menciptakan sentra-sentra baru yang menggerakkan ekonomi lokal.

Surplus dan Strategi Ekspor: Menuju Pasar Global

Fakta yang paling mencolok adalah adanya surplus produksi yang signifikan. Dalam sebuah acara Diseminasi Laporan Perekonomian Provinsi Lampung, Bani Ispriyanto, Staf Ahli Gubernur Lampung Bidang Ekonomi, Keuangan, dan Pembangunan, menegaskan:

“Sektor peternakan harus menjadi motor penggerak ekonomi, bukan hanya sebagai penghasil bahan mentah, tetapi diolah menjadi produk bernilai tambah tinggi.”

Surplus ini membuka peluang emas. Pemerintah Provinsi Lampung mulai membidik pasar ekspor, termasuk Tiongkok, yang tengah mencari alternatif pasokan protein pasca wabah flu babi Afrika. Kemudahan perizinan serta jaminan kesehatan hewan menjadi daya tarik bagi investor.

Budi Santoso, seorang pengusaha peternakan di Lampung, menambahkan optimisme:

“Potensi ekspor kita sangat besar. Kualitas daging dan telur Lampung tidak kalah. Yang perlu ditingkatkan hanyalah konsistensi pasokan dan sertifikasi internasional. Permintaan dari Tiongkok bisa menjadi pintu gerbang kita memasuki pasar global.”

Melirik Nakhon Ratchasima: Belajar dari Raksasa Thailand

Untuk masuk ke peta global, Lampung layak dibandingkan dengan Nakhon Ratchasima di Thailand—provinsi penghasil unggas terbesar yang menjadi basis ekspor dunia.

  • Skala dan Model Bisnis: Thailand mengandalkan model bisnis vertikal dengan perusahaan raksasa seperti CP Group. Lampung, meski belum sebesar itu, punya kekuatan unik: kolaborasi korporasi besar dengan peternak rakyat, menciptakan ketahanan yang lebih tangguh.
  • Peta Pasar: Thailand telah menembus Eropa dan Jepang, sementara Lampung sedang membangun fondasi ekspor ke pasar baru seperti Tiongkok. Letak strategis dengan konektivitas laut memberi Lampung modal kuat untuk bersaing.

Baca juga:
* Tiga Isu Pertanian Lampung dan Upaya Pemerintah Menjaga Petani

Jalan Menuju Peternakan Kelas Dunia

Untuk benar-benar menjadi raja unggas Indonesia, Lampung perlu memperkuat tiga pilar utama:

  1. Integrasi Hulu-Hilir: Memperkuat rantai produksi, dari pakan hingga produk olahan bernilai tambah.
  2. Sertifikasi Internasional: Menjaga standar kualitas dan keamanan pangan agar bisa masuk pasar premium.
  3. Keberlanjutan: Mengadopsi praktik ramah lingkungan guna menjamin daya saing jangka panjang.

Lampung kini bukan hanya penyangga pangan bagi Jawa. Dengan strategi yang tepat, daging dan telur asal Lampung bukan sekadar membanjiri pasar domestik, melainkan juga mengukuhkan posisi di pasar global.

*Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan

Sumber Data

  1. Open Data Provinsi Lampung (Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan)
  2. IDN Times Lampung
  3. Biro ADPIM Provinsi Lampung
  4. Lintas Lampung
  5. Wawancara dengan pengusaha peternakan local

#PeternakanLampung #EksporAyam #KetahananPangan #SDGs #Agribisnis

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *