Lampung Fest 2025 Hadir November, Tanpa APBD Andalkan Kolaborasi Komunitas

Lampung Fest 2025 Hadir November Tanpa APBD Andalkan Kolaborasi Komunitas
Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, bersama Ketua FOLK, Riqwan Sahari, Selasa (16/9/2025)

Lampung Fest akan hadir pada 11-25 November 2025 di PKOR Way Halim, Bandar Lampung. Hadir dengan format berbeda, festival ini jadi panggung kolaborasi masyarakat, komunitas kreatif, dan dunia usaha untuk menggerakkan pariwisata Lampung.

Festival ini bukan hanya menjadi ajang seni dan budaya, melainkan juga tonggak awal penerapan program Lampung Boemi Event yang digagas Pemerintah Provinsi Lampung bersama Forum Lampung Kreatif (FOLK).

Read More

Menariknya, penyelenggaraan festival ini tidak menggunakan dana APBD sama sekali.

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi Lampung, Bobby Irawan, mengatakan Lampung Fest lahir sebagai strategi menjawab tantangan pembangunan sektor pariwisata dan ekonomi kreatif.

“Salah satu cara mengundang pergerakan wisatawan adalah dengan mengadakan event. Selain itu, kami ingin meningkatkan spent money, atau uang yang dibelanjakan wisatawan,” ujarnya, Rabu (17/9/2025).

Melalui Lampung Fest 2025, kata Bobby, seluruh unsur akan dilibatkan, mulai dari pelaku industri pariwisata, ekonomi kreatif, asosiasi, komunitas, UMKM, BUMN, akademisi, hingga media.

“Semua bersinergi untuk mewujudkan visi-misi Gubernur Lampung. Festival ini sekaligus menjadi festival pertama yang diinisiasi langsung oleh Gubernur Rahmat Mirzani Djausal,” tambahnya.

Target Ambisius

Festival yang akan digelar selama lima belas hari ini menargetkan 200 ribu pengunjung.

“Kami berharap sektor kuliner dan musik menjadi yang paling tumbuh dari festival ini, karena dua sektor itu paling dekat dengan masyarakat,” jelas Bobby.

Tanpa APBD, Mengandalkan Kolaborasi

Bobby menegaskan Lampung Festival 2025 sama sekali tidak menggunakan APBD. Pola pembiayaan diambil dari sponsor swasta, skema bagi hasil dengan UMKM, hingga tiket konser musik.

“Idealnya memang seperti ini. Pariwisata bisa bergerak tanpa selalu bergantung pada anggaran pemerintah,” katanya.

Ia juga menekankan, peran FOLK tidak sekadar teknis, melainkan ikut diberi ruang untuk berkreasi.

“Konsep besar dan tema tetap dari pemerintah provinsi, tetapi komunitas diberi kebebasan berinovasi. Semangat kolaborasi ini yang kami jadikan ciri khas festival,” tegasnya.

Komunitas Ambil Alih Peran

Ketua FOLK, Riqwan Sahari, menegaskan komunitas hadir untuk menunjukkan bahwa masyarakat bisa mengambil peran nyata dalam pembangunan pariwisata.

“Kami tidak menunggu anggaran pemerintah. Banyak daerah lain seperti Jember, Banyuwangi, Dieng, atau Solo sudah berhasil membuat festival besar tanpa bergantung APBD. Lampung juga bisa,” kata Riqwan.

FOLK sendiri lahir dari kumpulan anak muda yang aktif menggelar event kuliner dan musik. Anggotanya beragam, mulai dari penggiat media sosial, pelaku event, pekerja kreatif, hingga komunitas UMKM.

“Dalam Lampung Festival ini, hampir semua hal dilakukan bersama-sama oleh anggota FOLK. Mulai dari kurasi acara, promosi, pencarian sponsor, sampai pengelolaan stand,” ujarnya.

Menurut Riqwan, indikator keberhasilan festival ini bukan hanya jumlah pengunjung, melainkan juga keterlibatan komunitas serta besaran transaksi ekonomi.

“Kami ingin festival ini menjadi ruang kolaborasi lintas sektor. Harapannya, manfaat bisa langsung dirasakan masyarakat, khususnya UMKM kuliner yang selalu mendapat tempat di acara kami,” jelasnya.

Riqwan menambahkan, festival ini tidak akan menarik biaya tiket masuk bagi pengunjung.

“Tidak ada biaya tiket masuk di Lampung Fest ini. Kami hanya berlakukan tiket untuk acara konser musik saja,” terang Riqwan.

Harapan dan Visi

Bagi FOLK, Lampung Festival 2025 bukan sekadar pesta rakyat, tetapi pembuktian bahwa masyarakat mampu menggelar acara besar dengan daya dukung sendiri.

“Kami ingin diakui bahwa komunitas juga bisa mengadakan acara yang dilakukan oleh, dari, dan untuk masyarakat. Jika Lampung Fest ini sukses, kami siap terlibat lagi di event-event lain,” kata Ale.

Penyelenggaraan Lampung Festival 2025 dipandang sebagai momentum penting bagi Lampung untuk menata pariwisata berbasis kolaborasi.

“Festival ini diharapkan bukan hanya pesta budaya, melainkan model baru pariwisata Lampung yang bertumpu pada kolaborasi masyarakat,” pungkas Riqwan.

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *