Di era digital saat ini, akses internet mau tidak mau menjadi kebutuhan mendasar bagi masyarakat. Namun, di Indonesia, kesenjangan digital masih menjadi tantangan besar, terutama di wilayah terdepan, terluar, dan tertinggal (3T).
Banyak daerah terpencil yang belum menikmati konektivitas yang stabil, menghambat akses terhadap layanan pendidikan, kesehatan, hingga peluang ekonomi berbasis digital.
Padahal, pemerataan akses internet dapat menjadi kunci bagi inklusivitas pembangunan dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu kendala utama dalam pemerataan internet adalah keterbatasan infrastruktur di wilayah-wilayah tersebut. Wilayah 3T yang sulit dijangkau oleh jaringan fiber optik maupun BTS konvensional membutuhkan solusi alternatif yang lebih fleksibel.
Dalam upaya mempercepat transformasi digital dan menjangkau masyarakat yang selama ini terpinggirkan dari akses internet, Kementerian Komunikasi dan Digital (Kemkomdigi) menggandeng Amazon Kuiper, proyek satelit orbit rendah (Low Earth Orbit/LEO) milik Amazon, dalam menjajaki kerja sama strategis.
Kemitraan Strategis Kemkomdigi dan Amazon Kuiper
Menteri Komunikasi dan Digital (Menkomdigi) Meutya Hafid menegaskan pentingnya peran teknologi satelit dalam menjembatani kesenjangan digital.
Menkomdigi Meutya Hafid pun menyatakan dukungannya dan menyambut baik komitmen Amazon Kuiper dalam mendukung perluasan konektivitas digital di Indonesia.
“Kami terbuka terhadap investasi serta teknologi baru apa pun yang dapat membantu kami untuk mencapai konektivitas di Indonesia,” ujar Meutya dalam pertemuan dengan Amazon Kuiper di Kantor Pusat Kemkomdigi, Jakarta, Senin (17/3/2024).
Tahap awal, Amazon Kuiper rencananya akan membangun enam stasiun gateway di Indonesia dengan investasi awal sebesar 20 juta dolar AS dalam tiga hingga lima tahun pertama setelah peluncuran.
Investasi ini diestimasi akan meningkat hingga 90 juta dolar AS pada tahun 2035 guna memperluas infrastruktur dan mempercepat akses internet di berbagai daerah.
Dampak terhadap Transformasi Digital Nasional
Menkomdigi Meutya Hafid menambahkan bahwa kehadiran teknologi ini dapat mendukung pengembangan ekosistem digital nasional, termasuk memberdayakan Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) serta meningkatkan layanan e-government, e-health, dan e-education.
“Kami ingin memastikan bahwa setiap warga negara, terlepas dari lokasi mereka, memiliki akses yang sama terhadap teknologi digital,” kata Meutya.
“Dengan dukungan investasi dan inovasi dari sektor swasta, kita dapat mempercepat transformasi digital dan menciptakan peluang yang lebih besar bagi masyarakat,” tegasnya.
Proses Perizinan dan Potensi Manfaat Ekonomi
Bahkan pihak Amazon Kuiper sedang mengajukan izin operasional di Indonesia, termasuk lisensi telekomunikasi dan hak peminjaman satelit.
Demikian sesuai dengan regulasi terbaru yang memungkinkan perusahaan asing beroperasi dengan Nomor Induk Berusaha (NIB).
“Kami memahami bahwa konektivitas masih menjadi tantangan di banyak daerah terpencil,” ucap Gonzalo de Dios, Global Head of Licensing and International Regulatory Affairs Amazon Project Kuiper.
“Oleh karena itu, kami ingin bekerja sama dengan pemerintah dan mitra lokal untuk menyediakan akses internet yang lebih luas bagi masyarakat Indonesia,” ia menambahkan.
Baca juga:
* Menkomdigi Buka Peluang Kerja Sama dengan Yandex untuk Perkuat Ekosistem Digital Indonesia
Harapan untuk Masa Depan Digital Indonesia
Kemkomdigi akan terus memfasilitasi proses perizinan dan diskusi yang diperlukan guna memastikan kelancaran proyek ini.
Sinergi kuat antara pemerintah dan sektor swasta tentu diharapkan segera memungkinkan jutaan masyarakat di wilayah 3T segera menikmati akses internet yang lebih baik.
Dengan akses internet yang bagus, masyarakat bisa membuka peluang ekonomi digital, serta meningkatkan kualitas pendidikan, dan layanan kesehatan.
Langkah ini bukan hanya sekadar investasi infrastruktur, tetapi juga investasi dalam masa depan digital Indonesia yang lebih inklusif dan berdaya saing.