Di tengah tantangan perubahan iklim yang semakin nyata, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menggandeng Himpunan Kerukunan Tani Indonesia (HKTI) untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
Kolaborasi BMKG-KHTI ini diharapkan mampu memberikan solusi nyata bagi petani dalam menghadapi risiko cuaca ekstrem, sekaligus mendukung program Asta Cita di bidang pangan.
Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan, menegaskan pentingnya peran data cuaca dan iklim dalam meningkatkan produktivitas pertanian.
Dalam pertemuannya dengan Sekretaris Jenderal HKTI, Manimbang Kahariady, di Kantor Pusat BMKG, Ardhasena menyebutkan bahwa informasi cuaca yang akurat dapat menjadi panduan penting bagi petani dalam menentukan waktu tanam dan panen.
“Informasi cuaca yang akurat dapat membantu petani menentukan waktu tanam dan panen, sekaligus mengantisipasi risiko bencana iklim seperti kekeringan atau banjir,” ujar Ardhasena sebagaimana dikutip InfoPublik, Jumat (14/2/2025).
HKTI menyambut baik inisiatif ini dan melihatnya sebagai langkah strategis dalam meningkatkan kesejahteraan petani.
Menimbang tingginya ancaman perubahan iklim, Manimbang Kahariady menilai data dari BMKG sebagai senjata ampuh dalam membantu petani menghadapi tantangan cuaca ekstrem.
“Dengan kerja sama ini, kami berharap petani bisa lebih siap dan hasil panen bisa lebih optimal,” tutur Manimbang Kahariady.
Selain berbagi data cuaca dan iklim, kerja sama ini juga mencakup penyuluhan bagi petani mengenai pemanfaatan informasi meteorologi dalam pertanian.
Ke depan, BMKG dan HKTI akan mengembangkan teknologi pertanian berbasis data cuaca untuk membantu petani dalam mengambil keputusan yang lebih tepat.
Langkah ini menjadi bagian dari upaya bersama untuk mewujudkan ketahanan pangan yang lebih kuat di Indonesia.
Dengan sinergi antara BMKG dan HKTI, para petani akan memiliki bekal lebih dalam menghadapi perubahan iklim/cuaca dan meningkatkan hasil pertanian secara berkelanjutan.