Pengerjaan Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Pulau Pasaran, Kota Bandar Lampung, sudah selesai seratus persen. Bahkan sudah dilakukan running test (uji coba sambil berjalan) sejak November 2023 lalu.
Kampung Nelayan Modern (Kalamo) di Pulau Pasaran ini memiliki berbagai fasilitas, Seperti proyek percontohan rumah pengeringan ikan teri, kontrol mutu, diversifikasi dan inovasi pengemasan ikan teri, gudang beku portable kapasitas 10 ton untuk menyimpan stok ikan teri.
Selain itu juga terdapat kendaraan berpendingin untuk distribusi ikan teri dan sentra kuliner. Dan tidak kalah penting adalah pembentukan koperasi.
Kalamo di Lampung ini tidak seperti Kalamo di Biak Numfor, yang dibangun dari nol. Pengerjaan Kalamo Pulau Pasaran adalah berupa pemolesan atau meningkatkan infrastruktur. Dan untuk memenuhi standar mutu dan pasar, dilakukan peningkatan inovasi pengelolaan produk perikanan.
Gubernur Lampung Arinal Djunaidi pun mengapresiasi Kementerian Kelautan dan Perikanan atas pembangunan KALAMO Pulau Pasaran. Ia mengatakan bahwa KALAMO ini sejalan dengan program “Nelayan Berjaya” yang digagas oleh Pemerintah Provinsi Lampung.
“Pembangunan KALAMO ini merupakan salah satu upaya untuk mewujudkan program Nelayan Berjaya,” kata Gubernur Arinal dalam sambutannya di acara Peremsmian Kalamo Pulau Pasaran, Rabu, (7/2/2024)
“Dengan program ini, diharapkan nelayan di Lampung dapat menjadi nelayan yang tangguh, mandiri, dan sejahtera.” imbuhnya.
Gubernur Arinal mengatakan, KALAMO Pulau Pasaran diharapkan dapat menjadi model bagi pengembangan kampung nelayan lainnya di Provinsi Lampung.
“Pulau Pasaran merupakan salah satu sentra pengolahan ikan teri di Lampung,” kata Gubernur Arinal.
“Dengan adanya KALAMO, diharapkan pengolahan ikan teri di sini menjadi lebih modern dan higienis, sehingga nilai jualnya pun meningkat.” Arinal Djunaidi berharap dengan penuh keyakinan.
Gubernur Arinal juga mengungkapkan bahwa Pemerintah Provinsi Lampung akan terus bersinergi dengan pemerintah pusat untuk mengembangkan sektor kelautan dan perikanan di Lampung.
“Kami berkomitmen untuk meningkatkan kesejahteraan nelayan di Lampung melalui berbagai program dan kegiatan,” tegasnya.
Arinal mengungkapkan, Provinsi Lampung memiliki potensi kelautan dan perikanan yang cukup menjanjikan. Pada Tahun 2023, total produksi perikanan Lampung mencapai 343.186 Ton dengan nilai ekspor 2,1 Trilyun Rupiah.
Pulau Pasaran sendiri, Arinal memaparkan, merupakan salah satu sentra pengolahan ikan teri di Lampung dengan nilai produksi mencapai Rp. 108 Miliar per tahun.
“Namun, masih terdapat beberapa permasalahan yang perlu diatasi dalam pengembangan hilirisasi ikan teri di Lampung.” ujarnya.
masalah-masalah tersebut antara lain; Ikan Teri Nasi masih dikenal dengan sebutan “Teri Medan”, dijual dalam kardus tanpa merk, harga ditentukan oleh pedagang, masih terbatasnya olahan siap saji, dan pemasaran yang masih terbatas di dalam negeri.
Arinal pun meyakini dengan kehadiran KALAMO Pulau Pasaran akan memecahkan permasalahan tersebut.
“Saya meyakini dengan diresmikannya KALAMO Pulau Pasaran akan memecahkan permasalahan yang ada dan akan memberi multiplier effect bagi kesejahteraan masyarakat.” kata Arinal.
Arinal menambahkan, keberhasilan pembangunan kelautan dan perikanan di Provinsi Lampung saat ini, tidak terlepas dari perhatian Pemerintah Pusat. Utamanya dari Kementerian Kelautan dan Perikanan RI.
“Untuk itu, saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KKP RI yang telah banyak mendorong program kelautan dan perikanan ke Provinsi Lampung.” ucapnya.
“Diantaranya adalah penetapan lima Kampung Nelayan Maju dan satu KALAMO Pulau Pasaran yang saat ini akan kita resmikan.” Pungkas Arinal
Peresmian Kalamo Pulau Pasaran ini dilakukan bersama-sama oleh; Ditjen Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan Kementerian Kelautan dan Perikanan RI, Budi Sulistyo; Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi, Ketua Komisi IV DPR RI, Sudin; dan Wali Kota Bandar Lampung, Eva Dwiana.