Kepedulian Jurnalis Terhadap Perdamaian Antar Pelajar di Bandar Lampung

Jurnalis Peduli
FJTV berfoto bersama siswa SMK BLK Bandar Lampung

Bandar Lampung – Forum Jurnalis Televisi (FJTV) kembali menggelar kegiatan yang berpusat di Sekolah yang berada di Kota Bandar Lampung.

Kegiatan yang dihelat bertepatan dengan peringatan Hari Pahlawan ke-78 bersama SMK BLK Bandar Lampung, serta Polda Lampung. Dalam pelaksanaannya, kegiatan berfokus pada pembinaan puluhan siswa yang bakal menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar.

Read More

Pembinaan ini, para siswa melakukan deklarasi sebagai pelopor perdamaian.

Kemudian, diberikan terapi hypnoterapi oleh anggota Polda Lampung Iptu Rosali yang merupakan pakar hipnotis.

Selain itu, para orang tua siswa turut dihadirkan, hak tersebut dilakukan agar para siswa dapat benar-benar komitmen menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar di Kota Bandar Lampung.

Kepala SMK BLK Bandar Lampung, Riyanto menyambut baik pembinaan yang dilakukan.

Karena, menurutnya agar para siswa dapat memilih hal yang baik dan buruk supaya mereka benar-benar menjadi agen pembawa perdamaian antar pelajar di Kota Bandar Lampung.

“Agar mereka menjadi pelajar yang baik, yang berkontribusi untuk bisa menciptakan perdamaian di Kota Bandar Lampung,” disampaikan Riyanto.

Lebih lanjut, para siswa diberikan beberapa pencerahan agar nantinya bisa melakukan yang terbaik, bisa memilih mana yang baik dan yang buruk.

“Kalau itu hal yang tidak baik, tidak dilakukan. Siswa merupakan calon-calon penerus bangsa yang akan menjadi Generasi Emas Indonesia di tahun 2045 mendatang, sehingga mereka harus diberikan pembinaan sejak saat ini,” tuturnya.

“Mudah-mudahan anak kita bisa menjadi profil pelajar Pancasila yang diharapkan,” sambungnya.

Sementara itu, Kapolsek Sukarame Kompol Warsito menjelaskan mengapa para siswa SMK BLK Bandar Lampung sebagai agen pelopor perdamaian antar pelajar.

“Terdapat beberapa hal yang harus diperhatikan dalam melakukan pembinaan terhadap para siswa supaya dapat menolak segala bentuk aksi kekerasan dan tawuran. Seperti menjalin hubungan baik di keluarga, di lingkungan, agama, dan penggunaan telepon genggam,” ujar Warsito.

Selanjutnya, peran serta orang tua pun diharapkan bisa terus memberikan pemahaman kepada anak-anaknya di rumah.

“Dari kehidupan keluarga dulu. Ini rata-rata kurang komunikasi antara anak dan orang tua, kurang perhatian. Sebenarnya mereka secara ilmu agama ada yang menguasai, tapi karena kurang komunikasi, ilmu agama itu tidak dilaksanakan. Agama penting, perhatian keluarga juga penting, kemudian penggunaan handphone dengan baik,” Warsito berharap.

Dipaparkan Kompol Warsito, pembinaan terhadap siswa supaya menjadi agen pelopor perdamaian antar pelajar harus benar-benar menjadi perhatian semua pihak, baik itu sekolah, keluarga, kepolisian, dan dinas terkait.

Kompol Warsito menambahkan, para siswa yang telah menjadi pelopor ini dapat menjadi contoh bagi siswa-siswa lainnya di Kota Bandar Lampung.

Sebab, kepolisian pun bakal tetap memproses hukum apabila terdapat pelajar yang melakukan tindak pidana.

“Walaupun masih dibawah umur, tetap kami proses. Yang terlibat pasti saya proses sampai ke pengadilan. Jangan sampai masih sekolah tapi masa depannya hancur,” pungkasnya.

“Saya minta stop hari ini, tidak terulang lagi dan jangan ikut-ikutan lagi. Kalau ada yang menghubungi atau memaksa, mending lapor ke kepala sekolah atau kepolisian,” tandasnya. (Mad)

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *