Oleh: Mahendra Utama
Pada 17 Agustus 2025, Kabupaten Jember mencatat sejarah baru dengan diresmikannya penerbangan langsung Jember-Jakarta melalui Bandara Notohadinegoro.
Ini bukan sekadar pencapaian infrastruktur, melainkan loncatan monumental bagi pembangunan ekonomi daerah yang telah diperjuangkan puluhan tahun.
Keberhasilan ini dipelopori oleh visi dan keteguhan Bupati Jember, Gus Fawaid, yang berkomitmen menghubungkan Jember secara langsung dengan pusat ekonomi nasional.
Dari Keterisolasian menuju Konektivitas
Bandara Notohadinegoro, yang dibangun pada 2003 dengan dana APBD, sempat vakum akibat keterbatasan infrastruktur dan minimnya permintaan pasar. Kini, bandara ini dihidupkan kembali dengan penerbangan perdana maskapai Fly Jaya menggunakan pesawat ATR 72-500 berkapasitas 70 penumpang.
Rute Jember-Halim Perdanakusuma ditempuh dalam 2 jam 10 menit, menggantikan perjalanan darat yang sebelumnya memakan waktu 4-7 jam.
Keberanian Pemkab Jember menggandeng maskapai baru seperti Fly Jaya patut diacungi jempol. Harga tiket berkisar Rp1,3–1,5 juta, dengan frekuensi dua kali seminggu (Senin dan Rabu).
Langkah ini mencerminkan strategi bijak: memulai dengan kapasitas terbatas, kemudian berencana menambah frekuensi berdasarkan respons pasar.
Dampak Ekonomi: Beyond Transportasi
Konektivitas udara ini menjadi _game changer_ bagi sektor-sektor unggulan Jember:
1. Agroindustri: PT Mitratani Dua Tujuh, sebagai salah satu pelaku agroindustri, melihat peluang besar untuk mempercepat distribusi produk pertanian seperti edamame, tembakau, dan kopi ke pasar Jakarta dan internasional. Pengiriman sample produk, meeting dengan buyer, dan ekspor dapat dilakukan lebih efisien tanpa transit melalui Surabaya.
2. Pariwisata: Event nasional seperti Jember Fashion Carnaval kini dapat menarik lebih banyak pengunjung langsung dari Jakarta. Potensi wisata alam dan budaya Jember serta wilayah Tapal Kuda (seperti Bromo, Ijen, dan Pantai Papuma) semakin terbuka.
3. Investasi: Akses langsung ke Jakarta memudahkan investor mengeksplorasi peluang di Jember. Sektor manufaktur, logistik, dan hospitality diprediksi mengalami pertumbuhan signifikan.
Kepemimpinan Visioner Gus Fawaid
Keberhasilan aktivasi bandara ini tidak lepas dari kepemimpinan transformasional Gus Fawaid. Dalam sambutannya pada soft launching, ia menegaskan, “Ini bukan kerja bupati seorang, tapi kerja kita bersama… Dengan kebersamaan ini, insyaAllah Jember akan semakin maju”
Pernyataan ini bukan retorika kosong. Gus Fawaid secara aktif melibatkan semua pemangku kepentingan, mulai dari pemerintah pusat, DPR, TNI/Polri, hingga kalangan pengusaha.
Ia juga menyentuh aspek humanis: “Saya ingin melihat Jember benar-benar sejahtera… investor datang, wisatawan rami, lapangan kerja terbuka, dan rakyat Jember bisa hidup lebih baik”.
Komitmennya terhadap pengentasan kemiskinan melalui pertumbuhan ekonomi menjadi napas dari seluruh kebijakan ini.
Tantangan dan Langkah Ke Depan
Meski membawa angin segar, operasional Bandara Notohadinegoro masih menghadapi tantangan:
1. Infrastruktur: Landasan pacu bandara masih terbatas (1.705 meter), sehingga hanya dapat didarati pesawat kecil seperti ATR 72. Perpanjangan landasan pacu menjadi 2.250 meter diperlukan untuk mengakomodasi pesawat jet seperti Boeing 737 .
2. Fasilitas Keamanan: Bandara masih mengandalkan bantuan personel pemadam kebakaran dari Bandara Trunojoyo Sumenep karena belum memiliki tim berlisensi ARFF .
3. Ketersediaan Layanan Online: Pemesan tiket masih harus dilakukan secara offline, though online booking melalui platform seperti Traveloka dan Tiket.com dijadwalkan tersedia mulai September 2025.
Untuk menjamin keberlanjutan, langkah strategis yang perlu diambil:
- Pemkab Jember harus terus berkoordinasi dengan Kementerian Perhubungan dan Pemprov Jatim untuk mempercepat pengembangan infrastruktur dan perluasan rute.
- Dukungan dunia usaha melalui Kadin, Apindo, dan PHRI diperlukan untuk menciptakan paket wisata dan promosi produk lokal yang memanfaatkan rute penerbangan ini.
- Kolaborasi dengan maskapai untuk menambah frekuensi penerbangan dan membuka rute baru (e.g., Jember-Denpasar) begitu permintaan meningkat.
Penutup: Mendorong Keberlanjutan
Keberhasilan aktivasi Bandara Notohadinegoro adalah bukti bahwa kepemimpinan visioner, kolaborasi multipihak, dan keteguhan hati dapat mengubah keterisolasian menjadi konektivitas.
Gus Fawaid telah meletakkan pondasi kokoh bagi pertumbuhan ekonomi Jember dan wilayah Tapal Kuda. Kini, tugas kita bersama adalah memastikan bahwa momentum ini tidak berhenti sampai di sini.
Penerbangan bukan sekadar tentang pesawat yang terbang, melainkan tentang harapan yang mengudara bagi kesejahteraan rakyat.
—
Sumber Data:
1. Mediainfopol.com – Gus Fawaid Cetak Sejarah, Jember Kini Punya Penerbangan Langsung ke Jakarta
2. Ngopibareng.id – Segera Beroperasi, Bandara Notohadinegoro Layani Penerbangan Jember-Jakarta dengan ATR 72-500
3. Wikipedia – Bandar Udara Notohadinegoro
*Penulis adalah Komisaris PT Mitratani Dua Tujuh, perusahaan agroindustri yang berkantor pusat di Jember.