Lampung: Lumbung Gula Nasional yang Masih Mencari Kesejahteraan Petani

Lampung Lumbung Gula Nasional yang Masih Mencari Kesejahteraan Petani Mahendra Utama
Petani di hamparan kebun tebu, dengan pabrik di kejauhan. (Foto: AI chatgpt)

Lampung memiliki peran penting sebagai salah satu penghasil gula terbesar di Indonesia. Provinsi ini memiliki lahan perkebunan tebu yang sangat luas, bahkan menempati posisi kedua secara nasional setelah Jawa Timur.

Potensi Besar Perkebunan Tebu Lampung

Berdasarkan data terkini dari Badan Pusat Statistik, luas areal perkebunan tebu di Lampung mencapai ribuan hektare yang tersebar di beberapa kabupaten.

Read More

Wilayah-wilayah ini dipilih karena memiliki kondisi geografis yang mendukung, seperti dataran yang luas, jenis tanah latosol dan podsolik merah kuning yang cocok untuk tebu, serta iklim tropis yang sesuai dengan kebutuhan tanaman.

Kabupaten-kabupaten penghasil tebu utama di Lampung meliputi Way Kanan, Lampung Tengah, Lampung Utara, dan Tulang Bawang. Keempat daerah ini menjadi tulang punggung produksi tebu di provinsi ini.

Peta Kepemilikan Perkebunan Tebu

Perkebunan tebu di Lampung dikelola oleh tiga pihak utama:

A. Perusahaan Swasta – Beberapa perusahaan besar beroperasi di Lampung, termasuk Sugar Group Companies yang menaungi PT Gula Putih Mataram di Lampung Tengah, PT Sweet Indo Lampung, dan PT Indolampung Perkasa di Tulang Bawang. Mereka menghasilkan berbagai merek gula yang beredar di pasar nasional.

B. BUMN – PTPN Group mengelola beberapa pabrik gula, termasuk PG Bungamayang di Lampung Utara.

C. Petani Tebu Rakyat – Petani lokal umumnya menjalankan pola kemitraan dengan pabrik gula, baik yang dikelola swasta maupun BUMN. Contohnya di Lampung Utara yang bermitra dengan PTPN, serta di Lampung Tengah yang bekerja sama dengan PT Gunung Madu Plantations.

Baca juga:
* Membangun Lumbung Pangan dan Jaringan Ekonomi: Menggagas Masa Depan Agribisnis Lampung

Tantangan Kesejahteraan di Tengah Produksi Besar

Meski produksi tebu cukup besar, pertanyaan tentang kesejahteraan masyarakat di daerah penghasil tebu masih menjadi perhatian.

Beberapa penelitian menunjukkan bahwa usaha tani tebu di Lampung masih menguntungkan, namun keuntungan tersebut belum merata dan bergantung pada beberapa faktor kunci.

Harga tebu di tingkat pabrik, sistem bagi hasil yang adil, dan efisiensi biaya produksi menjadi penentu utama kesejahteraan petani.

Dalam beberapa kasus, petani menghadapi kendala dalam pola kemitraan yang belum sepenuhnya menguntungkan.

Jawa Timur dapat menjadi pembelajaran baik, di mana ekosistem tebu rakyat lebih berkembang dengan dukungan koperasi yang kuat dan peran aktif pemerintah daerah dalam memediasi harga serta memastikan transparansi rendemen gula.

Solusi Bersama untuk Kesejahteraan Petani

Untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat di sentra tebu Lampung, diperlukan sinergi dari berbagai tingkat pemerintahan:

A. Pemerintah Pusat dapat memberikan jaminan harga pembelian tebu yang adil melalui penetapan Harga Pembelian Pemerintah (HPP), serta memastikan transparansi dalam perhitungan rendemen di pabrik gula. Program bantuan benih, pupuk bersubsidi, dan mekanisasi pertanian perlu dipastikan tepat sasaran dan menjangkau petani yang membutuhkan.

B. Pemerintah Provinsi dapat berperan sebagai jembatan antara petani dan perusahaan perkebunan atau pabrik gula dalam skema kemitraan yang saling menguntungkan. Pengembangan produk turunan tebu seperti bioetanol juga dapat memberikan nilai tambah ekonomi bagi daerah.

C. Pemerintah Kabupaten dapat memfasilitasi perbaikan infrastruktur seperti jalan angkut dan sistem irigasi, serta memperkuat kelembagaan petani dan koperasi agar posisi tawar petani lebih seimbang. Evaluasi berkala terhadap pola kemitraan yang ada juga penting untuk memastikan keadilan bagi semua pihak.

Baca juga:
* Petani Tebu: Manis Panen, Pahit Nasib

Harapan untuk Masa Depan

Lampung memiliki potensi besar untuk terus berkontribusi pada swasembada gula nasional.

Dengan kebijakan yang tepat dan kolaborasi yang solid antara pemerintah, perusahaan, dan petani, kesejahteraan dapat menjadi kenyataan, bukan sekadar harapan.

Manisnya gula yang dihasilkan seharusnya dapat dinikmati oleh semua pihak, terutama para petani yang bekerja keras di ladang tebu.

*Penulis: Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan

#PerkebunanTebuLampung #PertanianIndonesia #KesejahteraanPetani #GulaNasional

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *