LEIF 2025: Lampung Buka Peluang Investasi di Sektor Pariwisata, Pangan, dan Energi

LEIF 2025 Lampung Buka Peluang Investasi di Sektor Pariwisata Pangan dan Energi
Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat proses penandatanganan 15 Letter of Intent (LoI). (Foto: DIskominfotik Pemprov Lampung)

Provinsi Lampung kembali mencuri perhatian investor nasional dan internasional.

Sebanyak 15 Letter of Intent (LoI) diteken dalam ajang Lampung Economic and Investment Forum (LEIF) 2025 di Hotel Pullman, Jakarta, Selasa (4/11/2025).

Read More

Pertemuan investasi ini diikuti puluhan investor dari Jepang, Belgia, Filipina, Malaysia, hingga Tiongkok. Mereka melirik potensi besar Lampung di sektor pariwisata, pangan, dan energi terbarukan.

“Lampung siap menjadi pusat hilirisasi lima komoditas unggulan: kelapa, kopi, lada, ubi kayu, dan udang,” kata Gubernur Lampung Rahmat Mirzani Djausal saat tampil sebagai Keynote speaker.

Menurut Gubernur Mirza, arah pembangunan ekonomi Lampung kini fokus pada industri pengolahan dan hilirisasi.

Kebijakan hilirisasi ini, Gubernur Mirza menekanan, adalah solusi agar Lampung naik kelas menjadi pusat produksi bernilai tinggi. Bukan sekadar penghasil bahan mentah saja.

Dengan PDRB mencapai Rp483,8 triliun pada 2024, Lampung termasuk empat besar provinsi dengan kinerja ekonomi terbaik di Sumatra.

Angka tersebut membuka peluang besar bagi Lampung untuk menggaet investasi di sektor pangan, energi baru terbarukan, dan pariwisata berkelanjutan.

Kegiatan yang digelar bersama Forum Investasi Lampung (FOILA) itu juga menampilkan pameran proyek daerah dan sesi one-on-one meeting antara calon investor dan pemilik proyek.

Kegiatan ini menjadi ajang penting membahas peluang kerja sama dan model investasi di berbagai sektor strategis.

Dalam kesempatan itu, Pemprov Lampung menawarkan 11 proyek unggulan senilai lebih dari Rp22 triliun.

Di antaranya, Bakauheni Harbour City (Rp4,5 triliun), Way Kanan Industrial Park (Rp3,5 triliun).

Kemudian Sebalang Port Expansion (Rp3 triliun), dan Floating Solar Power Plant (Rp2,1 triliun).

Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Lampung Bimo Epyanto menilai capaian 15 LoI ini sebagai langkah maju untuk memperkuat ekosistem investasi berkelanjutan.

“Capaian 15 LoI pada kegiatan ini adalah hasil yang sangat baik,” ujar Bimo Epyanto.

Bimo menambahkan, tantangan berikutnya adalah menindaklanjuti agar segera terealisasi.

Investor yang menandatangani LoI antara lain Nippon Koei, PT Mitsui Indonesia, PT Sinohydro Corp Ltd, PT Bakrie Power.

Sementara investor Malaysia dan Filipina menandatangani proyek agribisnis dan pariwisata.

Baca juga:
* Gubernur Mirza Ajak Semua Pihak Sukseskan Lampung Fest 2025 Bertema “Coffee and Tourism”

Lampung kini semakin diperhitungkan sebagai magnet baru investasi di Indonesia.

Pemerintah provinsi berkomitmen menjadikan LEIF sebagai agenda rutin untuk mempertemukan pemerintah, pelaku usaha, dan lembaga keuangan dalam mempercepat realisasi proyek strategis daerah.

Daftar investor yang menandatangani LOI:

ProyekInvestor
Betan Subing TerminalNippon KOEI, PT. Kobelco Trading Indonedia, Embassy of Belgium, PT. Mitsui Indonesia
Double Track RailwayNippon KOEI, PT. Kobelco Trading Indonesia, Embassy of Belgium, PT Mitsui Indonesia
Bakauheni Harbour CityN Mark Castro Filipina
Sebalang PortPT Bukit Kiara Lestari
Agripark KemilingAzwan Omar Malaysia
Floating Solar Power PlantPT Tanyoe Sentosa, PT Bakrie Power, Xurya Daya, PT Magical Crystal Indo
Kotabaru LampungPT Sinohydro Corp Ltd, PT Tanyoe Sentosa

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *