Petani Tebu: Manis Panen, Pahit Nasib

Petani Tebu Manis Panen Pahit Nasib - Mahendra Utama
Manajer Keuangan dan Umum PT SGN PG Djombang Baru, Rifyanu Fitra Budiman dan Pemerhati Pembangunan, Mahendra Utama. (Foto arsip pribadi)

Jombang dan tebu—cerita lama yang sudah mengakar seperti pohon beringin di alun-alun kota. Berpuluh tahun hubungan ini berjalan, dari kakek ke bapak, dari bapak ke anak.

Tebu bukan sekadar tanaman di sini. Ia adalah hidup itu sendiri, denyut nadi yang mengalir di urat ekonomi keluarga.

Read More

Tapi sekarang, apa yang terjadi? Romantisme masa lalu itu seolah diinjak-injak begitu saja. Gula impor murah masuk bak banjir bandang, menenggelamkan harapan para petani lokal.

Ironisnya, di balik manisnya gula yang kita tuang ke dalam kopi pagi, tersembunyi kepahitan petani yang kini terancam kehilangan tempat berpijak di tanah mereka sendiri.

Petani tebu Jombang hidupnya bergantung pada Pabrik Gula Djombang Baru, yang sekarang di bawah PT Sinergi Gula Nusantara. Mereka ini ujung tombak, tapi posisinya rapuh.

Begitu pasar dibanjiri gula impor, harga langsung terjun bebas. Hasil panen yang seharusnya jadi nafkah, malah berubah jadi beban utang yang menumpuk.

Lucu sekaligus menyedihkan—mereka yang memproduksi pangan justru yang paling rentan kelaparan ekonomi.

Tapi di tengah kegelapan, ada secercah cahaya. Kebijakan Presiden Prabowo yang pro-kedaulatan pangan seperti angin segar. Bukan cuma urusan bisnis atau angka-angka ekspor-impor.

Ini soal jutaan keluarga petani di Jawa Timur yang nasibnya tergantung pada kebijakan ini. Ini soal mengembalikan harga diri gula lokal dan orang-orang yang menghasilkannya.

Apresiasi memang pantas diberikan kepada mereka yang masih peduli—PTPN Group lewat SGN yang membuka akses pasar, para akademisi yang lantang dengan data, sampai para aktivis yang terus mengingatkan kita: di balik setiap sendok gula ada keringat dan air mata yang layak dihargai.

Baca juga:
* Menyelamatkan Warisan Tembakau Jember

Mereka menyadarkan kita bahwa kedaulatan pangan itu dimulai dari menghormati pahlawan di rumah sendiri, bukan yang jauh di seberang lautan.

Petani tebu adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Sudah waktunya kita berhenti melupakan mereka.

*Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan

#PetaniTebu #GulaLokal #KedaulatanPangan #JombangBerkebun #PahlawanPangan

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *