PT Perkebunan Nusantara (PTPN) I kini tengah melakukan langkah strategis besar-besaran.
Bukan sekadar memproduksi tembakau biasa, mereka sedang berupaya menghidupkan kembali kejayaan Tembakau Deli yang legendaris produk warisan Indonesia yang pernah menggebrak pasar internasional.
Komitmen Serius: Lahan dan Infrastruktur
PTPN I Regional 1 sudah mencadangkan 500 hektare lahan khusus di Sumatera Utara untuk membudidayakan Tembakau Deli.
Tak tanggung-tanggung, investasi besar pun digelontorkan untuk membangun pabrik cerutu modern dan infrastruktur pendukung semuanya demi menjaga kualitas dari hulu sampai hilir.
Di Jember, PTPN I Regional 4 kini Regional 5 juga tak kalah giat. Mereka menargetkan lahan seluas 675 hektare di 2024 dan sudah memproduksi ribuan ton daun tembakau hijau yang sebagian besar langsung diekspor ke luar negeri.
Tembakau Deli: Si Raja Cerutu Premium
Yang membuat Tembakau Deli istimewa adalah karakteristiknya yang khas: aroma halus, rasa lembut, dan warna daun yang cerah.
Kombinasi ini menjadikannya bahan baku favorit untuk cerutu premium kelas dunia.
Dulu, di era 1950-an, tembakau ini bahkan diperdagangkan di bursa lelang bergengsi Bremer Tabakborse di Jerman.
Nama Tembakau Deli disegani di mana-mana.
Peluang Ekonomi yang Menggiurkan
Dari sisi bisnis, angka-angkanya cukup fantastis.
Harga jual Tembakau Deli bisa menyentuh €80,20 per kilogram sekitar Rp1,5 juta sementara biaya produksinya diperkirakan hanya sekitar Rp700-800 ribu per kilo. Margin keuntungannya jelas menggiurkan.
Pasar ekspornya pun terbuka lebar: Eropa, Skandinavia, Amerika, hingga Asia. Beberapa calon pembeli besar sudah menyatakan minat serius untuk membeli dalam jumlah besar.
Belum lagi dampak sosialnya industri ini padat karya. Di Regional 5 saja, sudah ada sekitar 16.000 pekerja perempuan yang terserap, memberikan dampak langsung bagi ekonomi masyarakat lokal.
Tantangan yang Tak Bisa Dianggap Remeh
Tentu saja, tidak ada bisnis tanpa risiko. Budidaya tembakau punya tantangannya sendiri, terutama soal hama dan penyakit.
Contohnya, serangan kutu kebil (Bemisia tabaci) yang menyebabkan penyakit kerupuk pernah bikin hasil panen anjlok hingga 70% di beberapa daerah.
Selain masalah agronomi, aspek keamanan di lapangan juga tak kalah penting.
Untuk meminimalkan risiko pencurian tembakau, potensi gangguan keamanan, hingga ancaman kebakaran lahan dan fasilitas produksi, PTPN juga menggandeng TNI dan Polri untuk menjaga keamanan operasional di lapangan.
Baca juga:
* 5 Provinsi Raja Tembakau Indonesia
Menuju Tahta Internasional
Dengan modal genetik tembakau yang sudah terbukti berkualitas, investasi teknologi modern, dan strategi pemasaran global yang matang, PTPN sepertinya serius ingin mengembalikan Tembakau Deli ke posisi puncaknya.
Bukan cuma jadi produsen biasa mereka ingin Tembakau Deli kembali berjaya di panggung dunia.
*Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan
#TembakauDeli #PTPN #EksporIndonesia #Agribisnis #CerutuPremium



