Pemerintah baru saja mengumumkan rencana investasi besar-besaran senilai Rp 371 triliun untuk mempercepat hilirisasi sektor pertanian, perkebunan, hortikultura, dan peternakan.
Program ambisius yang dipimpin Danantara bersama Kementerian Pertanian ini tidak main-main: targetnya bukan hanya meningkatkan nilai tambah komoditas seperti kelapa, kakao, mete, dan sawit, tapi juga menciptakan 3–8 juta lapangan kerja dalam 3–4 tahun ke depan.
Angka-angka ini memang terdengar fantastis. Tapi kita tahu, jalan menuju hilirisasi yang sukses tidak semudah melempar uang.
Ada banyak PR: sinergi hulu-hilir yang masih tersendat-sendat, petani kecil yang belum banyak terlibat, dan kapasitas industri kita yang sejujurnya masih perlu banyak benah.
Di sinilah PTPN Group BUMN perkebunan dengan jaringan luas dan pengalaman puluhan tahun seharusnya turun tangan.
Kenapa Harus PTPN Group?
Pertama, PTPN punya jaringan kebun yang kuat dan tersebar di berbagai daerah. Ini memudahkan integrasi dari hulu (menanam) sampai hilir (mengolah jadi produk).
Kedua, mereka sudah punya pengalaman mengelola perkebunan skala komersial, lengkap dengan teknologi dan sistem yang tinggal dikembangkan lebih jauh.
Yang tak kalah penting, kehadiran PTPN di banyak provinsi membuka peluang untuk menyebarkan manfaat hilirisasi sampai ke petani kecil dan daerah-daerah terpencil.
Bukan cuma Jakarta atau Jawa yang kebagian. Dan dengan investasi sebesar Rp 371 triliun, ini kesempatan emas bagi BUMN seperti PTPN untuk menjadi mitra utama pemerintah dalam mengangkat komoditas mentah jadi produk bernilai tinggi.
Apa yang Seharusnya Dilakukan PTPN?
Kalau bicara konkret, ada beberapa langkah yang bisa diambil PTPN:
A. Gandeng petani kecil. Buat kemitraan kontrak dengan petani kelapa, kakao, atau mete di daerah terpencil. PTPN bisa suplai benih unggul, kasih pelatihan, dan yang paling penting: buka akses ke fasilitas pengolahan. Jangan biarkan petani cuma jadi penonton.
B. Bangun pabrik pengolahan. Kelapa jadi minyak kelapa premium, kakao jadi cokelat olahan, mete jadi produk siap ekspor. PTPN pegang kendali produksi, petani jadi mitra pemasok bahan baku. Win-win.
Masuk ke peternakan terintegrasi.
Pemerintah kan sudah alokasikan Rp 20 triliun untuk peternakan ayam dan telur. PTPN bisa ikut masuk, kembangkan unit peternakan sebagai bagian dari ekosistem agro-industri yang lebih besar.
Fokus ke ekspor dan nilai tambah.
Hilirisasi bukan sekadar nambah volume produksi. Kita harus sampai ke produk jadi yang bisa bersaing di pasar global.
Ambisi pemerintah menaikkan nilai ekspor kelapa dari Rp 24 triliun ke Rp 2.400 triliun bukan isapan jempol kalau PTPN bisa jadi jembatannya.
Jaga transparansi dan keadilan.
Model kemitraan harus adil. Petani dapat bagian yang layak, bukan cuma jadi pemasok murah. Nilai tambah harus dibagi, bukan ditimbun. Aspek lingkungan dan sosial juga harus masuk dalam tata kelola. Kalau tidak, program ini cuma menguntungkan korporasi besar, sementara rakyat kecil tetap terpinggirkan.
Catatan Penting
Program sebesar ini sangat rawan. Bisa tertunda, bisa bocor di tengah jalan, atau malah hanya berpusat di wilayah tertentu saja. PTPN harus pastikan tata kelola internalnya kuat.
Dampak sosial, lingkungan, dan ekonomi harus jadi bagian dari KPI, bukan sekadar angka realisasi investasi. Kalau cuma kejar target tanpa peduli kesejahteraan petani atau keberlanjutan, hilirisasi besar ini cuma jadi jargon kosong.
Baca juga:
* Apakah BUMN Perkebunan Masih Menguntungkan Negara?
Penutup
Investasi Rp 371 triliun adalah momentum langka. Tapi momentum tanpa aksi ya percuma. PTPN Group punya semua yang dibutuhkan: jaringan, pengalaman, dan akses.
Sekarang tinggal bagaimana mereka mau memainkan peran itu. Kalau berhasil kemitraan inklusif, pengolahan yang kompetitif, pasar ekspor yang terbuka maka bukan cuma nilai komoditas yang naik, tapi juga kesejahteraan petani dan pembangunan daerah.
Intinya sederhana: dari kebun, ke pabrik, ke pasar ekspor. PTPN harus jadi motor integrasi hulu-hilir yang benar-benar menguntungkan semua pihak.
*Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan
#hilirisasi #pertanian #perkebunan #PTPNGroup #investasi



