Tambang, Rakyat, dan Lingkungan yang Sejahtera

Tambang Rakyat dan Lingkungan yang Sejahtera - Mahendra Utama
Pemerhati Pembangunan, Mahendra Utama. (Foto arsip pribadi)

Keputusan Gubernur Jawa Barat Dedi Mulyadi untuk menghentikan sementara operasi tambang di Parung Panjang patut diapresiasi sebagai langkah berani yang menempatkan keselamatan warga di atas kepentingan ekonomi jangka pendek.

Data mencatat 195 jiwa melayang dalam kecelakaan terkait aktivitas tambang selama enam tahun terakhir angka yang terlalu besar untuk diabaikan.

Read More

Di balik hiruk-pikuk truk pengangkut dan gumpalan debu yang tak pernah usai, ada tangis keluarga yang kehilangan pencari nafkah.

Kebijakan ini sering disalahpahami sebagai sikap anti-investasi atau menghambat pembangunan.

Padahal, ini justru koreksi terhadap model pembangunan yang keliru yang mengabaikan biaya sosial dan lingkungan demi mengejar pertumbuhan ekonomi sesaat.

Jalan rusak, polusi udara, kebisingan, dan yang paling tragis: nyawa yang hilang. Semua ini adalah harga yang terlalu mahal dibayar masyarakat.

Tentu saja, penghentian operasi tambang menimbulkan kekhawatiran baru, terutama bagi mereka yang menggantungkan hidup dari aktivitas tersebut para pedagang kecil, sopir truk, dan pekerja tambang.

Dampak ekonomi ini tidak bisa diabaikan begitu saja. Di sinilah peran pemerintah menjadi krusial: menyediakan program transisi ekonomi, pelatihan keterampilan baru, atau bantuan modal usaha alternatif.

Rencana pembangunan jalan khusus tambang pada 2026 dan skema kompensasi bagi korban adalah langkah yang tepat, asalkan benar-benar terealisasi bukan sekadar janji di atas kertas.

Dedi Mulyadi menunjukkan bahwa kepemimpinan sejati bukan tentang popularitas atau menghindari keputusan sulit, melainkan keberanian mengambil sikap yang mungkin tidak populer di kalangan pengusaha besar, demi melindungi rakyat kecil.

Ini adalah teladan kepemimpinan yang mengutamakan kemanusiaan.

Bagaimana dengan Lampung?

Gubernur Rahmat Mirzani Djausal memiliki peluang untuk menunjukkan kepemimpinan serupa.

Lampung, dengan visinya sebagai lumbung pangan dan pengembang energi terbarukan, seharusnya tidak terjebak dalam pola pembangunan ekstraktif yang merusak.

Rahmat Mirzani memiliki modal kuat untuk mewujudkan ekonomi berkelanjutan tinggal bagaimana komitmen itu diterjemahkan dalam kebijakan nyata.

Baca juga:
* Ulubelu Jadi Pionir Hidrogen Hijau, Dari Tulang Punggung Energi Lampung ke Tonggak Transisi Nasional

Lampung bisa menjadi contoh bahwa kemajuan tidak harus dibangun di atas penderitaan rakyat dan kerusakan lingkungan.

Pembangunan sejati adalah yang meninggalkan warisan baik bagi generasi mendatang, bukan utang ekologis dan sosial.

*Mahendra Utama, Pemerhati Pembangunan

#RahmatMirzaniDjausal #ParungPanjang #LampungBebasPolusi #EkonomiBerkelanjutan #DediMulyadi

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *