Lampung: Potensi Semangka dan Melon yang Belum Tergali Optimal

Lampung Potensi Semangka dan Melon yang Belum Tergali Optimal - Mahendra Utama.webp
Semangka dan Melon. (Foto AI generated/Gemini)

Kalau bicara hortikultura, Lampung memang sudah punya reputasi sebagai “lumbung” berbagai komoditas. Tapi tahukah Anda kalau semangka dan melon juga mulai jadi primadona di sana?

Saya coba lihat data dari Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Provinsi Lampung. Ternyata, produksi melon tahun 2024 lumayan juga mencapai 33.962 kuintal dari lahan seluas 269 hektar.

Read More

Produktivitasnya sekitar 126,16 kuintal per hektar.

Semangka? Lebih mengesankan lagi. Luas panennya 1.257 ha dengan produksi 179.343 kuintal, atau sekitar 142,71 kuintal/ha.

Yang bikin bangga, Lampung masuk lima besar penghasil semangka nasional.

Varietas yang Dikembangkan

Di Lampung Timur, petani sudah mulai serius menggarap melon premium. Varietas seperti Golden Melon ‘Alisha’, ‘Apollo’, ‘Eksis’, dan ‘Allicia’ sudah banyak dibudidayakan.

Bahkan Politeknik Negeri Lampung sedang kembangkan ‘melon oriental makuwauri’ cukup menarik untuk diikuti perkembangannya.

Untuk semangka, varietas hibrida sedang menjadi fokus. Hasil uji genotipe di lapangan menunjukkan produktivitas bisa mencapai 17,14 ton per hektar. Angka yang cukup menjanjikan kalau bisa diterapkan secara massal.

Daerah Sentra Produksi

Hampir semua kabupaten di Lampung ikut berkontribusi.

Untuk melon, yang paling aktif antara lain Lampung Selatan, Lampung Timur, Lampung Tengah, Lampung Utara, Way Kanan, Tulang Bawang, Pesawaran, Pringsewu, Tulang Bawang Barat, Pesisir Barat, plus Kota Bandar Lampung dan Metro.

Semangka? Kurang lebih sama, tapi tambah Tanggamus yang juga cukup produktif.

Skala Produksi dan Realitas di Lapangan

Dengan produksi melon sekitar 3.396 ton dan semangka 17.934 ton di 2024, sebenarnya Lampung sudah punya basis yang solid.

Tapi jujur saja, ini belum maksimal. Kendalanya klasik: iklim yang kadang tidak menentu, akses pasar yang masih terbatas, dan teknologi budidaya yang belum merata.

Pemprov Lampung sendiri sebenarnya sudah dorong perluasan termasuk untuk mendukung program Makan Bergizi Gratis (MBG).

Masalahnya, di lapangan petani masih berjibaku dengan tantangan nyata. Contohnya petani semangka di Lampung Timur yang harus cari air hingga kedalaman ratusan meter saat kemarau panjang.

Kesimpulan

Jadi, apakah Lampung sudah bisa disebut sebagai produsen semangka dan melon? Ya, sudah. Tapi apakah sudah optimal? Belum sepenuhnya.

Potensinya jelas ada bahkan besar. Yang dibutuhkan sekarang adalah akselerasi: perbaikan teknologi budidaya, penguatan rantai pasok, dan diversifikasi varietas yang lebih kompetitif.

Sentra produksi di berbagai kabupaten terus bertambah, artinya peluang agribisnis buah ini masih terbuka lebar. Tinggal bagaimana ekosistemnya diperkuat agar petani bisa benar-benar merasakan manfaatnya.

*Mahendra Utama – Pemerhati Pembangunan

#pertanianLampung #semangkaLampung #melonLampung #agribisnisIndonesia #buahIndonesia

---

Cek Berita dan Artikel Lainnya di Google News

Related posts

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *