Ujian Politik yang Mengguncang Pasar
Gejolak politik nasional sejak 25 Agustus 2025 membawa dampak langsung pada dunia usaha. Demonstrasi mahasiswa di berbagai kota, disertai kekhawatiran publik terhadap kebijakan politik, membuat investor mengambil langkah defensif.
Pada 1 September, IHSG anjlok hingga −1,21 persen, sementara investor asing mencatat net sell Rp2,15 triliun. Rupiah pun tak luput, melemah ke Rp16.500 per dolar AS, level yang memicu alarm kewaspadaan.
Kondisi ini mencerminkan fakta klasik: politik dan ekonomi di Indonesia adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan. Setiap ketidakpastian politik langsung menggerus kepercayaan pasar.
Pemulihan Cepat di Pasar Modal
Memasuki 2 September, situasi berbalik arah. IHSG bangkit, menguat ke zona hijau di kisaran 7.805–7.825, didorong sektor perbankan dan keuangan. Sinyal ini menunjukkan bahwa investor kembali percaya pada stabilitas nasional.
“Pasar finansial bergerak bukan hanya karena data ekonomi, tapi juga persepsi politik. Begitu ada jaminan stabilitas, modal asing akan lebih berani bertahan,” ujar seorang analis pasar modal di Jakarta.
Pemulihan cepat ini menandakan bahwa fundamental ekonomi Indonesia cukup kuat, hanya terganggu sementara oleh turbulensi politik.
Rupiah: Masih Berjuang, tapi Terjaga
Berbeda dengan IHSG yang langsung pulih, rupiah masih menunjukkan fluktuasi. Pada 2 September, rupiah bergerak di kisaran Rp16.370–Rp16.430 per dolar AS. Bank Indonesia (BI) pun tak tinggal diam. Intervensi dilakukan melalui transaksi spot, swap valas, DNDF, hingga pembelian SBN, dengan target menjaga stabilitas di sekitar Rp16.300 per dolar AS.
Menariknya, pelemahan rupiah tidak sepenuhnya fenomena domestik. Di kawasan ASEAN, mata uang lain juga tertekan oleh penguatan dolar AS akibat spekulasi pemangkasan suku bunga The Fed.
- Baht Thailand melemah 0,7% di periode yang sama.
- Ringgit Malaysia turun 0,6%.
- Peso Filipina terkoreksi 0,5%.
Artinya, rupiah memang menghadapi tekanan global, tetapi faktor domestik seperti stabilitas politik membuat pasar lebih sensitif.
Peran Strategis Presiden Prabowo Subianto
Pulihnya IHSG dan terkendalinya rupiah tidak lepas dari langkah politik Presiden Prabowo Subianto. Di tengah gejolak, Prabowo menunjukkan kapasitas sebagai pemimpin nasional yang tidak sekadar mengandalkan pendekatan keamanan, tetapi juga merangkul kekuatan sipil.
Pertemuan intensif dengan tokoh agama seperti PBNU dan Muhammadiyah, serta konsolidasi dengan pimpinan partai politik, menjadi penentu.
Dari situ lahir pernyataan bersama yang menenangkan publik, menegaskan komitmen menjaga demokrasi dan kebersamaan bangsa.
Inilah yang membuat pasar kembali percaya: bahwa Indonesia tidak akan tergelincir ke krisis politik berkepanjangan. Ketepatan membaca situasi inilah yang patut diapresiasi, dan menjadikan Prabowo Subianto layak disebut sebagai arsitek pemulihan nasional dalam pekan kritis ini.
Momentum Reformasi Ekonomi dan Politik
Pemulihan di pasar modal dan stabilisasi rupiah hanyalah langkah awal. Tantangan ke depan adalah bagaimana pemerintah memastikan momentum ini tidak hilang. Ada tiga langkah strategis:
- Konsistensi fiskal dan moneter untuk menjaga inflasi dan defisit tetap terkendali.
- Komunikasi publik yang transparan, sehingga gejolak politik tidak mudah memicu kepanikan pasar.
- Dialog politik berkelanjutan, agar mahasiswa, masyarakat sipil, dan elite politik tetap berada dalam satu koridor demokrasi.
Indonesia punya modal kuat: pasar domestik yang besar, bonus demografi, serta basis konsumsi yang stabil. Jika stabilitas politik terus dijaga, bukan mustahil IHSG melaju ke level 8.000 dan rupiah kembali ke Rp15.800 per dolar AS dalam beberapa bulan mendatang.
Penutup
Krisis politik akhir Agustus 2025 membuktikan bahwa stabilitas politik adalah syarat utama stabilitas ekonomi. IHSG dan rupiah menjadi cermin betapa cepatnya pasar bereaksi terhadap gejolak, sekaligus betapa cepat pula ia pulih saat kepemimpinan nasional menunjukkan arah yang jelas.
Presiden Prabowo Subianto, dengan keberanian merangkul tokoh agama dan pimpinan partai, telah mengembalikan rasa percaya diri bangsa.
Kini, bola berada di tangan pemerintah dan elite nasional: menjaga momentum ini agar Indonesia tidak hanya pulih, tetapi juga melangkah lebih kuat menuju reformasi ekonomi yang berkelanjutan.
Baca juga:
* Gerak Cepat Prabowo Subianto dan Jalan Lapang Reformasi 2025
Sumber Data:
- Bursa Efek Indonesia (BEI), Data IHSG 25 Agustus – 2 September 2025
- Bank Indonesia, Laporan Pasar Valas & SBN 1–2 September 2025
- Reuters, CNBC Indonesia, DetikFinance, Antara, Tempo (update kurs & IHSG)
- Bloomberg, Trading Economics (data kurs baht, ringgit, peso per akhir Agustus 2025)
*Mahendra Utama, Eksponen 98



